Rasa syukur diiringi kebahagiaan dirasakan oleh
Levamentum Farm karena pada 22 Februari 2013 telah berhasil kembali beraktivitas
berbudidaya lele organik ditandai dengan dimasukannya 5500 ekor benih lele (ukuran
5-7 sebanyak 4500 ekor; ukuran 7-9 sebanyak 1000 ekor) ke dalam kolam budidaya
setelah 2 bulan mengalami kevakuman dikarenakan longsornya kolam kutur dan
kolam pengayaan. Proses perbaikan sistem yang cukup memakan waktu menyebabkan
kegiatan budidaya lele organik Miracle Green menjadi tertunda. Namun disamping musibah selalu ada pencerahan,
kami menjadi tahu bahwa sistem kolam yang menggunakan terpal memang memiliki
keunggulan diantaranya kolam minim risiko kebocoran dan harga yang murah, namun
kelemahan dari penggunaan terpal adalah ketika proses pengaliran air dari kolam
kultur nutrisi ke kolam pengayaan nutrisi, atau dari kolam pengayaan nutrisi ke kolam budidaya menyebabkan
kondisi kolam kultur nutrisi dan pengayaan nutrisi menjadi kosong keadaan ini sangat beresiko terjadinya kelongsoran dinding kolam terpal karena tidak adanya
tekanan air ke dinding kolam. Hal tersebut perlu diantisipasi dengan penguatan dinding kolam
tanah dengan menggunakan tanggul (galengan: Bahasa Jawa) yang terbuat dari karung-karung berisikan tanah lalu disusun sebagai dinding kolam. Penggunaan kolam beton juga dapat menjadi
pilihan, terutama untuk investasi jangka panjang karena kolam beton lebih kuat
menahan tanah disekitar kolam, namun biaya yang dikeluarkan tentunya jauh lebih
besar dibandingkan kolam terpal.
Layout Kolam Sistem MGP Levamentum Farm
Proses perbaikan tanggul kolam pengayaan
Saat ini lele organik di Levamentum Farm sudah berumur 12
hari dengan target panen total 2,5 bulan dan diharapkan pada minggu ke-7 panenan pertama sudah dapat dimulai, dikarenakan menjalankan SOP penyortiran. Untuk mencapai target ini Levamnetum Farm telah
mempersiapkan segala sesuatunya diantaranya penyediaan pellet probiotik organik
sebanyak 200 Kg dan penyediaan Azolla
microphyla. Selain itu kepatuhan menjalankan Sistem Manajemen Kolam juga menjadi hal yang
krusial salah satunya adalah dalam hal SOP pengaliran air dan pemberian pakan di malam hari.
Pemberian Pellet Probiotik di malam hari
Lele terlihat lebih aktif di malam hari
Lele merupakan salah satu ikan nocturnal atau ikan
yang aktif di malam hari. Segala proses metabolisme ikan lele juga bekerja
secara maksimal di malam hari. Hal ini tidak banyak disadari oleh kebanyakaan
orang sekalipun mereka petani lele. Kebanyakaan perhatian yang diberikan oleh
petani lele baik itu pemberian pellet ataupun pakan alternatif diberikan pada
siang hari sedangkan di malam hari lele yang mereka pelihara "dipaksa" untuk tidur atau tidak aktif layaknya manusia. Kondisi tersebut sepertinya harus mulai diubah, alangkah bijaksananya, apabila petani lele
mengetahui dan memahami serta menyadari bahwa pemberian pellet secara maksimal sebaiknya dilakukan pada malam hari karena proses metabolisme lele paling aktif adalah pada waktu malam hari. Begitu juga
petani lele organik yang menggunakan sistem Miracle Green, penggelontoran DON
dan SSN serta pemberian pellet sebaiknya dilakukan juga di malam hari, karena
untuk menghasilkan lele organik dengan pertumbuhan optimal seorang petani lele
organik sejati harus mengikuti sirkadian ( karakteristik) lele yang dipelihara bukan
sebaliknya. Berikut merupakan salah satu SOP Water and Feed Management System Miracle Green Probiotik yakni pengaliran air dan pemberian pakan.
SOP pengaliran air dan pemberian pakan
Pengelolaan farm yang dilakukan seorang diri memang
menjadi tantangan tersendiri, namun dengan bantuan dari teman-teman KOMPOS
segala sesutunya akan menjadi ringan. Menghasilkan lele organik yang
berkualitas dan bersertifikasi tentunya akan meningkatkan martabat seorang
petani Indonesia. Together We can!!!
sharing pengalamannya menjadikan yang lain malah penasaran Mas :)
BalasHapustolong share teknik dan tata cara budidaya, agar semua bisa maju bareng pak. matur nuwun
BalasHapusThank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id